Penyandang Disabilitas |
Menurut Data Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 menunjukkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 9,7 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 26 juta orang.
Melainkan, 3 dari 10 anak dengan disabilitas tidak pernah mengenyam pengajaran. Meski, tiap-tiap anak memiliki hak mengenyam pengajaran untuk maju dan meraih cita-citanya.
Menurut Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, seperti anak lainnya, anak penyandang disabilitas juga memiliki hak menerima layanan pengajaran yang berkwalitas.
“Salah satu hak penyandang disabilitas yaitu menerima layanan pengajaran yang berkwalitas pada satuan pengajaran di segala trek, tingkatan, dan variasi pengajaran secara inklusif dan khusus,” katanya mengutip keterangan pers Suntory Garuda Beverage.
Membantu Pendidikan Disabilitas
Dalam membantu pengajaran anak disabilitas, Chief Executive Officer PT Suntory Garuda Beverage, Ong Yuh Hwang mengatakan pihaknya mengadakan program Ramadan BISA (Berbagi itu Seru dan Asyik).
Program ini yaitu pengalokasian pendapatan dari penjualan produk Okky dan Good Mood untuk biaya pengajaran anak-anak disabilitas.
Program ini digelar dan berprofesi sama dengan lembaga kemanusiaan Rumah Yatim. Kampanye program dikerjakan di platform media sosial untuk mensupport dan membangkitkan kesadaran anak-anak, remaja dan milenial agar bergabung pada aksi sosial ini.
Dari tiap-tiap pembelian produk selama bulan Ramadan 2022, jumlah tertentu akan dialokasikan untuk mensupport pengajaran anak dengan disabilitas di Indonesia.
Jumlah yang terkumpul akan disalurkan oleh Rumah Yatim dalam wujud tabungan pengajaran untuk anak yang ada di panti asuhan disabilitas Rumah Azaki berlokasi di Gunung Putri, Bogor dan panti asuhan disabilitas Yayasan Sutan Albarkah (YSAB) berlokasi di Tangerang, Banten.
Menggandeng Influencer
Program ini juga dikerjakan dengan menggandeng influencer Amrit Saraje. Menurutnya, ada keprihatinan tersendiri melihat fakta bahwa masih banyak anak-anak disabilitas yang malah tidak pernah mengenyam pengajaran sama sekali.
Meski, anak-anak penyandang disabilitas juga mempunyai bakat dan potensi yang baik, katanya.
Tiktoker ini malah berencana mengampanyekan program hal yang demikian pada pengikut-pengikutnya di media sosial.
Sebagai pembuat konten, ia tidak cuma berkeinginan mengajak semacam itu saja. Melainkan, ia merasa perlu memberi contoh pada para pengikutnya agar memunculkan rasa peduli.
“Pembuat konten memang sepatutnya memberi contoh sih, kayak (menunjukkan) penyandang disabilitas itu seperti apa sih, mereka itu kesehariannya bagaimana, dan mereka seberbakat apa. Jadi ketika mereka nonton kontennya, mereka tergerak hatinya dan bisa tolong,” kata Amrit.
sumber: liputan6.com
No comments:
Post a Comment